Gunung Merapi Meletus Lagi, Status Waspada

merapi1

Pada pagi hari, Selasa 3 Maret 2020, terjadi erupsi (letusan gunung api) di gunung Merapi. Pantauan aktifitas vulkanik gunung Merapi, menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Ibu Hanik Humaida, setelah terjadi erupsi tadi pagi, sampai saat ini tidak aktifitas yang signifikan, artinya kegempaan masih seperti biasa. Aktifitas warga masih seperti biasa saja. Jika dibandingkan erupsi 13 Februari 2020 lalu, skala Volcanic Explosivity Indexnya sama, yaitu 1, jadi ini adalah skala terendah dari erupsi gunung berapi. Jadi gunung Merapi dan gunung berapi yang lain, punya skala antara satu sampai dengan delapan. Jadi untuk yang kali ini dan beberapa erupsi yang lalu, skalanya adalah satu.

Mengenai pasca erupsi tadi, status gunung Merapi tetap Waspada, belum berubah sejak bulan Mei 2018. Jadi status belum berubah, tetap Waspada, karena perubahan status gunung Merapi akan meningkat, apabila ada potensi bahaya yang mengancam penduduk. Sampai saat ini potensi bahaya yang ada, pada radius 3 kilometer, sehingga sampai status gunung Merapi hingga saat ini tetap Waspada. Tentang perubahan Morfologi puncak Merapi, erupsi seperti pagi tadi, pasti ada, hanya secara pastinya, besok ada dilihat lagi bila sudah tidak ada abu vulkaniknya juga, dan memungkinkan untuk mengambil gambar ke arah puncak Merapinya. Sebagai tambahan, morfologi disini berarti struktur luar dari batu-batuan dalam hubungan dengan perkembangan ciri topografis pada gunung Merapi tersebut.

Sebelumnya, pada tanggal 13 Februari 2020, Gunung Merapi mengalami erupsi juga selama 150 detik dengan ketinggian kolom asap 2.000 meter sekitar pukul 05.16 WIB, Kamis (13/2/2020). Warga diimbau menjaga jarak 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi, meskipun tidak ada awan panas pada letusan di hari itu, dan tidak ada letusan susulan. Aktifitas warga pada hari itu tidak ada pengaruhnya, mereka tetap melakukan aktifitas seperti biasanya, karena potensi bahayanya hanya ada pada radius 3 kilometer. Jadi ini hanyalah erupsi kecil gunung Merapi. Skala Volcanic Explosivity Indexnya, erupsi pada tanggal 13 Februari 2020 yaitu 1, jadi ini adalah skala terendah dari erupsi gunung berapi. Statusnya tetap Waspada, dan data-data terus dipantau perkembangan gunung Merapinya dari monitoringnya, dan akan juga diberitahukan kepada masyarakat. Informasi perkembangannya bisa diakses lewat banyak media resmi BPPTKG, seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan juga website resmi BPPTKG.

merapi2

Aktifitas warga relatif sangat normal, seolah-olah tidak ada letupan gas erupsi gunung Merapi pada tanggal 13 Februari 2020 tersebut. Memang warga lereng Merapi sempat kaget, tapi mereka kembali melakukan aktifitas normal kembali, karena mereka memang sudah terbiasa dengan keadaan Merapi, mereka hidup setiap hari dekat Merapi, hidup diantara Merapi, sudah sangat tahu persis apa yang harus dilakukan dan bagaimana menghadapi gejala-gejala gunung Merapi, dengan tetap menjaga kewaspadaan. Penambangan manual masih tetap melakukan penambangan, peternak sapi tetap memelihara ternaknya, mereka yang berladang juga masih tetap pergi ke ladangnya untuk melakukan aktifitas pertanian.

merapi3

Tentang aktifitas para pendaki gunung Merapi yang ingin mendaki gunung ke puncak Merapi, pintu basecampnya ada di Boyolali, sampai sejauh ini masih bisa dilakukan, tapi himbauannya tetap seperti dikatakan pihak BPPTKG, tidak boleh ada aktifitas di atas radius 3 kilometer, karena memang potensi bahayanya berada pada kawasan itu. Jadi para pendaki bisa melakukan aktifitas pendakian hanya sampai di luar radius 3 kilometer saja, untuk keamanan mereka, seperti disampaikan Iwan Purwoko dari Klaten, Jawa Tengah, yang berada di pos pengamatan gunung Merapi, yang sebelumnya ada di pos induk Balerante, di Dusun Gondang, desa Balerante, pada kecamatan Kemalang, kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

merapi4


Leave a Reply