Dirut RSPI Sulianti Saroso Adakan Konfrensi Pers Kondisi 9 Pasien Corona

ruang-isolasi1

Bapak Mohammad Syahril, selaku Direktur Utama RSPI (Rumah Sakit Penyakit Infeksi) Sulianti Saroso, mengadakan konfrensi pers pada hari Rabu siang tanggal 4 Maret 2020, untuk memberitahukan tentang keadaan terkini dari 9 orang pasien Corona (2 positif, 7 suspect) yang ada di RSPI Sulianti Saroso. Dalam konfrensi persnya, Bapak Mohammad Syahril mengatakan bahwa, 9 orang yang ada di RSPI ini, memang 1 keadaannya kurang baik, jelek, karena dikirim dari Rumah Sakit swasta kesini ke RSPI Sulianti Saroso menggunakan ventilator di hidungnya, dimana di Rumah Sakit swasta sana sudah dirawat selama 1 minggu. Satu pasien yg keadaannya kurang baik ini, berusia 65 tahun. Tapi 8 orang lainnya dalam keadaan baik, stabil.

Dalam konfrensi persnya, Bapak Mohammad Syahril juga menyampaikan keadaan satu persatu kodisi pasien. Jadi, dari 9 pasien yang ada di RSPI Sulianti Saroso, 2 WNI yang positif kemarin, sekarang dalam keadaan baik, tidak ada demam, sakit tenggorokan tidak ada lagi, sesak nafas tidak ada, hanya masih ada batuk-batuk kecil dengan pilek sedikit. Itu adalah untuk anaknya yang berusia 31 tahun. Untuk ibunya, yang berusia 64 tahun, masih batuk-batuk sedikit, nyeri saat menelan tidak ada, sesak nafas tidak ada, juga demam tidak ada. Seperti kita ketahui sebelumnya, bahwa ibu dan anaknya ini adalah 2 WNI pertama yang positif terkena virus Corona di Indonesia, yang dirujuk dari salah satu Rumah Sakit di bilangan Depok. Sedangkan tujuh orang yang terkait tengah menjalani perawatan isolasi di RSPI Sulianti Saroso ini adalah masih terduga (suspect) terkena virus Corona. Memang dikatakan juga oleh pihak Rumah Sakit, bahwa dari 7 orang yang suspect Corona ini, tidak hanya Warga Negara Indonesia, tapi ada juga 1 orang Warga Negara Asing. Dari antara mereka ini, ada juga yang beberapa diantaranya, orang yang juga sempat melakukan kontak langsung dengan 2 orang yang telah terkonfirmasi terkena Covid-19 yang telah dirawat di RSPI Sulianti Saroso.

dirut

Selanjutnya Bapak Mohammad Syahril mengatakan, tentang 7 orang lainnya yg suspect Corona, juga berserta 2 WNI yang positif Corona, pemeriksaan hari ke-5 akan dilihat lagi, yaitu hari Kamis 5 Maret 2020. Mudah-mudahan hasilnya negatif, lalu diperiksa sekali lagi bila negatif juga, ya dipulangkan ke rumah masing-masing, artinya dinyatakan sembuh, tidak terjangkit virus Corona. Jadi 8 orang, selain yang 1 tadi, hanya masih batuk-batuk sedikit, pilek saja, sesak nafas sudah tidak ada, begitu juga demamnya sudah tidak ada lagi. Kesimpulannya dari 9 orang yang ada di RSPI ini, 8 orang sudah tidak ada demam lagi, hanya batuk dan pilek sedikit saja, sesak nafas sudah tidak ada, dan tidak pakai alat oksigen lagi, sudah bernafas langsung. Hanya tinggal 1 orang saja yang masih keadaannya kurang baik, yang menggunakan ventilator tadi.

dirut

Jadi demikian hasil konfrensi pers yang diadakan oleh Bapak Mohammad Syahril selaku Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso. Semoga semua pasien yang ada di RSPI Sulianti Saroso, baik yang positif terkena virus Corona, maupun yang suspect (dugaan) virus Corona, bisa sembuh dan pulang ke rumah masing-masing kembali dan beraktifitas normal lagi.

Sebagai informasi, 1 dari 7 pasien suspect Corona yang ada di RSPI Sulianti Saroso, adalah Warga Negara Asing, tapi tidak disebutkan dari negara mana berasal. Hanya saja informasinya adalah, 1 Warga Negara Asing merupakan seorang guru di Sekolah Dasar (SD) ACG School Jakarta, di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sekolah internasional tersebut meliburkan siswanya, setelah guru Warga Negara Asing (WNA) ini diduga (suspect) virus Corona. Team leader petugas sekuriti sekolah ACG tersebut, Bapak Firmansyah, mengungkapkan bahwa seluruh siswa diliburkan sejak hari Senin kemarin (2 Maret 2020).

Terkait kondisi guru, ia mengaku belum mendapat kabar. “Sekarang dia sedang berobat, mungkin sekarang ada di RSPI Sulianti Saroso, makanya sekolah meliburkan semua pelajar”, jelas Firmansyah. Sementara itu, pihaknya pun mengatakan telah mengadakan koordinasi dengan pihak medis wilayah setempat, agar dilakukan pemeriksaan dan sterilisasi, dikarenakan kasus tersebut masih bersifat dugaan (suspect). Informasi yang dihimpun, indikasi guru tersebut terjangkit Corona, bermula pada hari Jumat, 28 Februari 2020, saat yang bersangkutan masih mengajar di sekolah. Namun, Senin 2 Maret 2020, guru tersebut tidak masuk dan diperoleh informasi dari sekolah, bahwa guru itu diduga (suspect) terkena virus Corona. Setelah itu murid-murid diminta untuk tidak ke sekolah, sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari guru yang bersangkutan.


Leave a Reply