Taman Nasional Ujung Kulon

UK68

Setelah 22 tahun, akhirnya saya bisa menginjakkan kaki lagi di Taman Nasional Ujung Kulon, cagar alam yang khususnya untuk melindungi populasi Badak Jawa yang hampir punah di dunia ini. Taman Nasional Ujung Kulon memiliki nilai ekologi dan kekayaan alam yang tinggi, karena itu pada tahun 1992 UNESCO menetapkan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Dunia. Taman Nasional Ujung Kulon juga merupakan taman nasional yang perlu dilindungi karena sangat bermanfaat sebagai paru-paru dunia.

Perjalanan ini diadakan bersama-sama dengan teman-teman pencinta alam SMA 24 (Exispal 24) dengan tema ‘Back To UK’ atau kembali ke Ujung Kulon, yang diadakan pada tanggal 6 sampai 8 Juni 2013.

Perjalanan ini dilakukan dengan menyewa sebuah bus yang berangkat dari lapangan tembak, Senayan. Kami berangkat hari Kamis malam setelah semua teman-teman yang mendaftar untuk ikut, telah datang semua, termasuk menunggu teman-teman yang mendadak ikut setelah mendengar kabar di detik-detik keberangkatan ke Ujung Kulon. Kami beristirahat sejenak setelah melewati persimpangan jalan yang menghubungi Tanjung Lesung dan Sumur (tempat bertolak ke Ujung Kulon). Jam menunjukkan waktu sekitar jam 4 lewat, selain beristirahat, sekaligus menunggu bagi teman-teman yang mau sholat subuh. Setelah teman-teman semua sudah kembali ke bus, kami melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 6 pagi, kami memasuki desa Sumur, peradaban terakhir sebelum memasuki cagar alam taman nasional Ujung Kulon.

Gerbang taman nasional Ujung Kulon.

Matahari sudah mulai meninggi ketika kami tiba di Sumur. Hanya saja cuaca nya mendung saat itu. Begitu semua ransel bawaan kami sudah diturunkan, kamipun mengisi perut kami yang sudah mulai lapar dengan sarapan sudah dipersiapkan, sebelum kami mengarungi lautan berjam-jam ke depan. :)

Pulau Umang yang terlihat dari desa Sumur.

Setelah kami selesai makan dan beristirahat sejenak, kamipun melanjutkan perjalanan kami sekitar jam 7 pagi ke taman nasional Ujung Kulon, yang kali ini naik kapal dari Sumur, tidak berjalan kaki seperti perjalanan yang pernah saya lakukan dulu ke Ujung Kulon ini. Maklumlah, udah 22 tahun berlalu ketika masih semangat untuk berjalan kaki. :)

Mendekati dermaga pulau Peucang yang pasir putihnya cantik sekali.

Dini, Tanto dan Asta berfoto sejenak.

Suasana di pulau Peucang dengan balai-balai besar yang disewakan.

Di ruang informasi bersama Rina dan Dini.

Arief sedang memberi makan rusa menjangan.

Di pulau Peucang, selain memiliki keindahan pasir putih dan pesona bawah lautnya itu, kita juga bisa menemukan beragam fauna sprti rusa, monyet, biawak, dan babi hutan. Tapi karena kami tidak diijinkan membuka tenda untuk menginap di Peucang, setelah makan siang, kami semua yang ada 3 team dengan menggunkaan 3 kapal, bersiap bergerak ke Cidaon dan ke Cibom untuk menginap disana. Kami tiba di dermaga Cidaon lewat jam 2 siang, dekat padang pengembalaan banteng. Dan karena team merasa kurang aman utk menginap di padang pengembalaan yg penuh banteng, team berangkat ke Cibom berjarak kira-kira 4 jam perjalanan. Kamipun akhirnya merasakan ganasnya hutan Ujung Kulon dengan berjalan kaki lagi. Disebabkan keletihan dan kemalaman sebelum tiba di Cibom, kamipun terpaksa menginap dengan membuka tenda di tengah hutan dan melanjutkan perjalanan keesokan pagi harinya setelah menyantap sarapan pagi. Setelah tiba di Cibom, kami semua mendirikan tenda kembali untuk menginap satu malam lagi. Selepas makan siang, kamipun bergerak ke Tanjung Layar untuk menikmati suasana pantai di sana, berfoto-foto dan memancing ikan untuk menambak lauk-pauk makan malam kami.

Rina, Sulay, Dini dan baru selesai masak.

Tanto, May, Zuldefri dan Juki sedang santai.

Zulharman, Rifkie, Dina, Sulay, Zuldefri, Dini, Tanto, Alm. bang Oghe, saya, dan Ndang.

Suasana pantai di Cibom.

Tiba di Tanjung Layar setelah berjalan hampir 1 jam dari Cibom.

Mercusuar di Tanjung Layar.

Pantai di Tanjung Layar.

Pemandangan dari tengah-tengah mercusuar

Pemandangan dari tengah-tengah mercusuar

Setelah sarapan pagi, kami berfoto dahulu di Cibom sebelum pulang


Leave a Reply