Air Terjun Cibereum

Air terjun Cibereum yang deras airnya

Curug Cibereum terdiri dari air terjun utama Curug Cibeureum, dan dua air terjun lain yang lebih kecil, Curug Cidendeng dan Curug Cikundul. Curug Cibeureum adalah air terjun terbesar dan paling pendek di kawasan ini, letaknya yang lebih terbuka dan dekat shelter sehingga lebih banyak dikerumuni. Nama Cibeureum berasal dari bahasa sunda yang berarti sungai merah, nama ini diambil dari nuansa merah dinding tebing yang terbentuk dari lumut merah yang tumbuh secara endemik di sana. Di sebelah kanan Curug Cibeureum adalah Curug Cidendeng, ukurannya lebih tinggi dan langsing. Airnya melintasi tebing batu-batu trap dan jatuh menimpa lereng tebing yang berlumut. Sedangkan yang paling kanan adalah Curug Cikundul, letaknya yang sangat tinggi dan agak tersembunyi di ceruk dua tebing. Ketiga curug ini memiliki ketinggian antara 40-50 meter dan berada di ketinggian 1675 m dari permukaan laut (dpl). Curah hujan rata-rata di kawasan ini berkisar 3.000-4.200 mm per tahun. Bulan basah pada periode Oktober sampai Mei, pada saat musim barat laut dan rata-rata hujannya lebih dari 200 mm per bulan. Bulan Desember sampai Maret curah hujannya dapat mencapai lebih dari 400 mm per bulan. Menurut klasifikasi iklim Scamidt dan Ferguson, tipe iklim di kawasan ini termasuk tipe iklim A. Rata-rata temperaturnya bervariasi antara 18 °C di Cibodas dan kurang dari 10 °C di puncak Pangrango. (Sumber: id.wikipedia.org)

Perjalanan ini diadakan saat libur lebaran 2015, tepat pada tanggal 21 Juli 2015 bersama Yulia dan keluarga. Perjalanan ini dimulai dari Cibinong setelah menginap disana di rumah saudara supaya bisa jalan lebih pagi dan lebih dekat ke puncak. Hal ini dilakukan untuk menghindari macetnya jalur puncak di saat liburan apalagi saat liburan lebaran. Beruntung, kami dapat bus yang datang dari terminal Kampung Rambutan, tiba di pintu tol Cibinong sekitar jam 5.30 masih agak kosong. Bus nya tiba di Ciawi sekitar jam 6 pagi. Jalan puncak pagi itu cukup lancar, tidak ada kemacetan berarti, jadi kami bisa tiba di Cibodas sekitar jam 8 pagi, setelah naik angkot dari pinggir jalan raya puncak di daerah Cimacan, dengan naik angkot jurusan Cipanas-Cibodas.

Jalan puncak masih cukup lancar

Jalan puncak yang masih lancar

Puncak gunung Gede dengan dinding tebingnya terlihat di kejauhan

Tiba di Cibodas

Tiba di Cibodas, berfoto dulu sejenak

Setibanya di Cibodas, kami tidak langsung bergerak ke air terjun Cibereum, tapi kami jalan-jalan dulu di sekitar Cibodas seperti ke Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), yang masih tutup karena libur lebaran, dan juga ke taman Cibodas untuk menikmati suasana dan pemandangan yang indah disana. :)

Berfoto dulu sejenak di depan balai TNGGP

Berfoto di depan balai TNGGP bersama Steven

Di pintu keluar taman Cibodas

Setelah kami jalan-jalan di taman Cibodas, kami siap-siap lanjut bergerak ke air terjun Cibereum. Kami membeli beberapa makanan terlebih dulu untuk makan siang kami di sekitar air terjun Cibereum nantinya. Di dekat pintu keluar taman Cibodas, kami membeli beberapa bungkus nasi uduk pagi itu. Sedangkan air mineral dalam kemasan sudah distok banyak di dalam tas bawaan saya (lebih dari 5 liter). :)

Di jalan menuju pintu masuk air terjun Cibereum

Di pintu masuk air terjun Cibereum

Jenis bunga yang bisa ditemui di jalan menuju air terjun

Di Telaga Biru

Penjelasan tentang Telaga Biru

Memikmati pemandangan di sekitar rawa Gayonggong

Penjelasan tentang rawa Gayonggong

Masih di sekitar rawa Gayonggong

Pos Panyangcangan, ke kiri menuju puncak gunung

Kiri ke puncak Gede Pangrango, lurus ke air terjun

Tibalah di air terjun Cibereum

Lihatlah betapa deras air terjunnya. Mantap bukan untuk mandi..? Benar-benar seru banget dan tidak akan terlupakan deh. Jadi jangan lupa, kalo jalan-jalan ke Cibodas jangan lewatkan untuk datang dan mandi di air terjun Cibereum. :)

Selamat mencoba, jangan buang sampah sembarangan, dan cintailah alam Indonesia.


Leave a Reply